Cherax quadricarinatus atau lobster air tawar biasa disebut red claw, merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi baik untuk lobster konsumsi maupun lobster hias. Peluang tersebut perlu adanya tindak lanjut seperti dilakukannya budidaya lobster air tawar dengan skala yang besar. Akan tetapi yang menjadi permasalahan dari lobster air tawar ini yaitu memiliki sifat kanibalisme yang dimana akan memakan lobster lain yang lebih lemah atau pada setiap lobster melakukan moulting. Tingginya angka mortalitas biasanya pada saat lobster masih dalam stadia benih/benur sehingga perlu diperhatikan pada pakan lobster air tawar baik dari segi kualitas dan kuantitas pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pakan yang terbaik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih lobster air tawar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2024 yang Bertempat di Desa Buhu, Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan dosis pakan cacing sutera yang berbeda Perlakuan A = Dosis Cacing sutera 7%, Perlakuan B = Dosis Cacing Sutera 10%, Perlakuan C = Dosis cacing sutera 13%, dan Perlakuan D = Dosis Cacing sutera 16%. Dengan frekuensi pemberian pakan yaitu 2 kali sehari. Analisis data yang digunakan yaitu ANOVA dengan menggunakan Aplikasi SPSS. Parameter yang diamati yaitu pertumbuhan, kelangsungan hidup dan frekuensi moulting. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan B (Dosis Cacing Sutera 7%) memberikan respon pertumbuhan, Kelangsungan hidup dan frekuensi moulting yang terbaik yaitu pertumbuhan panjang 0,66 cm, pertumbuhan berat 0,61 gr, Kelangsungan hidup berkisar 96,67% serta frekuensi Moulting berkisar 73,33%. Berdasarkan hasil ANOVA Pemberian Dosis cacing sutera berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan Sintasan Lobster Air Tawar. Kata kunci: Lobster Air Tawar, Dosis Pakan, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup