Budidaya kakao (Theobroma cacao L.) dapat dilakukan dalam sistem agroforestri yang mengintegrasikan pohon penaung dengan tanaman kakao. Sistem ini tidak hanya mendukung produksi kakao, tetapi juga berpotensi menyimpan karbon dalam biomassa dan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produksi dan simpanan karbon pada sistem perkebunan kakao berbasis agroforestri. Penelitian dilaksanakan di Desa Helumo, Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo, pada Februari 2025. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Sub sampel dengan tiga jenis penaung pada sistem perkebunan kakao berbasis agroforestri, yaitu jati (AF jati), lamtoro (AF lamtoro), dan gamal (AF gamal), masing-masing terdiri atas tiga subsampel, sehingga total terdapat sembilan plot berukuran 10 m × 10 m. Parameter yang diamati meliputi jumlah buah, jumlah biji, berat biji basah, berat biji kering, bean count, pod value, serta estimasi biomassa dan simpanan karbon menggunakan rumus allometrik. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis pohon penaung berpengaruh tidak nyata terhadap produksi kakao, meskipun sistem agroforestri mampu menyimpan karbon dalam jumlah yang signifikan. Sistem agroforestri dengan naungan pohon jati menunjukkan Simpan karbon tertinggi yaitu 926,22 ton/ha, diikuti oleh lamtoro dan gamal. Kata Kunci : Kakao, Agroforestri, Karbon, Produksi, Biomassa.