Tujuan penelitian ini, yaitu sebagai bentuk karya ilmiah yang dapat mendeskipsikan dan mengalih lebih jauh makna kelengkapan adat ritual molo’opu di Gorontalo utara dan bagaimana masyarakat Gorontalo Utara memaknai makna denotatif dan konotatif pada kelengkapan adat ritual molo’opu. dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yaitu menganalisis makna denotatif, konotatif dan mitos namun pada penelitian ini peneliti lebih berfokus pada makna denotatif dan konotatif saja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa pada ritual Molo’opu terdapat kelengkapan adat yang keberadaanya sagatlah penting, dan mempunyai makna yang mendalam yaitu makna denotatif dan konotatif. Kelengkapan adat yang di maksud yaitu gapura adat (alikusu) yang mempunya makna denotatif sebagai petunjuk atau penanda pintu masuk sebuah rumah adat (yiladia), selain penanda pintu masuk (alikusu) juga sebagai penanda batas wilayah yakni ruang publik ke area penting. Selain itu gapura adat juga mempunyai makna denotatif sebagai simbol peralihan. yang di maksud peralihan di sini adalah sebagai langkah menuju suatu proses peralihan dari Masyarakat biasa menjadi Masyarakat adat yang dihormati atau dimuliakan. Selanyutnya yaitu tangga adat atau ngango lo huwayo (tolitihu), yang mempunyai makna denotatif yaitu sebagai alat untuk naik dan turun para tamu undangan yang menghadiri ritual adat moloopu, sedangkan untuk mulut buaya sebagai pegangan dan ponon pinang muda sebagai penopang sedangkan lengkungan janunur kuning hanya sebagai hiasan saja. Sedangkan makna konotatif pada tangga adat (Tolitihu) pada acara ritual adat moloopu tangga yang bagian dalam bambu tersebut menghadap ke atas. Hal ini bermakna bahwa tuan rumah menunggu dengan ikhlas tamu-tamu yang datang. Sedangkan mulut buaya diibaratkan hukum dan pohon pinang adalah ulama. Dan kelengkapan adat yang terakhir adalah pagar adat (jalamba), yang memiliki makna denotatif menunjukkan kepada orang-orang yang melihatnya bahwa ada hajatan yang akan, sedang, dan telah digelar di tempat tersebut, Namun dibalik itu jalamba mempunyai makna lain atau makna konotatif yaitu pagar adat pada kepercayaan Masyarakat Gorontalo utara bermakna sebagai simbol kebanggaan, kehormatan, dan kebersamaan dalam upacara adat. Kata Kunci : Ritual Molo’opu, Kelengkapan Adat, Makna Denotatif Dan Konotatif