Peningkatan kebutuhan energi listrik di Indonesia mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT), termasuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebagai solusi ramah lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Bendungan Mentawa, Kecamatan Toili Barat, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, untuk menganalisis potensi energi air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Bendungan ini saat ini berfungsi sebagai irigasi dan objek wisata, namun memiliki potensi signifikan untuk menghasilkan energi listrik berkelanjutan. Metode penelitian meliputi pengukuran debit air menggunakan metode pelampung, pengukuran tinggi jatuh air (head) dengan altimeter dan GPS, serta analisis potensi daya listrik menggunakan rumus ???? = ???? ⋅ ???? ⋅ ???? ⋅ ???? ⋅ ????. Hasil pengukuran menunjukkan debit air rata-rata sebesar 3,01 m³/s dan tinggi jatuh air (head) sebesar 6,56 meter. Dengan efisiensi turbin sebesar 80%, potensi daya listrik yang dapat dihasilkan mencapai 154,76 kW. Kajian ini merekomendasikan penggunaan turbin Kaplan, yang ideal untuk kondisi debit besar dan head rendah hingga sedang seperti di lokasi penelitian. Turbin ini mampu beradaptasi dengan fluktuasi debit, menjadikannya pilihan optimal untuk memaksimalkan potensi energi di Bendungan Mentawa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif solusi energi yang berkelanjutan bagi masyarakat Kecamatan Toili Barat, mendukung pengembangan sektor pariwisata, meningkatkan efisiensi irigasi, serta memenuhi kebutuhan energi untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hasil studi ini juga menjadi referensi bagi pemerintah dan pemangku kepentingan dalam mendukung transisi energi yang ramah lingkungan di Indonesia. Kata Kunci: Energi Baru Terbarukan, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, Bendungan Mentawa, Turbin Kaplan, Tinggi Jatuh Air, Debit Air, Efisiensi Turbin, Potensi Energi Air, Sulawesi Tengah, Energi Berkelanjutan.