Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pertama, Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Pembejaran Sejarah di SMA Negeri 1 Botumoito. Kedua, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Botumoito. Penelitian ini mengadopsi metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk memaparkan proses implementasi Kurikulum Merdeka serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi implementasinya di SMA Negeri 1 Botumoito. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa metode, yaitu observasi terstruktur yang difokuskan pada proses pembelajaran di kelas dan pelaksanaan kegiatan proyek yang bertujuan untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila (P5). Selain itu, wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi terkait implementasi Kurikulum Merdeka dalam konteks pembelajaran sejarah. Di samping itu, analisis dokumen dan arsip relevan yang berkaitan dengan implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Botumoito juga dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Pertama, Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Botumoito telah berlangsung sejak tahun 2022. Namun, optimalisasi implementasi tersebut belum tercapai sepenuhnya. Hal ini disebabkan oleh adanya disparitas pemahaman mengenai Kurikulum Merdeka di antara para guru mata pelajaran. Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi, yang merupakan salah satu pendekatan utama dalam Kurikulum Merdeka, masih belum diterapkan secara konsisten di seluruh mata pelajaran. Beberapa guru masih cenderung menggunakan metode konvensional, seperti ceramah satu arah, disebabkan oleh keterbatasan waktu, kebiasaan lama, serta kurangnya referensi atau pelatihan yang memadai. Akibatnya, proses pembelajaran belum sepenuhnya berfokus pada peserta didik. Kedua, Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Botumoito dipengaruhi oleh beragam faktor. Faktor-faktor signifikan tersebut meliputi ketersediaan sumber daya pendidikan, kesiapan sumber daya manusia, infrastruktur dan sarana prasarana, pemahaman serta dukungan dari kepala sekolah, partisipasi aktif orang tua dan komunitas, kondisi siswa, kebijakan pendidikan di tingkat daerah dan nasional, alokasi pendanaan dan anggaran, serta mekanisme evaluasi dan umpan balik yang diterapkan. Kata kunci: Kurikulum Merdeka Belajar, Pembelajaran Sejarah