Prevalensi kasus stunting pada balita di Indonesia masih cukup tinggi yaitu tahun 2022 sebesar 23,8% yaitu masih dibawah dari target WHO yakni 20%. Provinsi Gorontalo hasil pemantauan status gizi pada tahun 2017 sebesar 31,7%, SSGI tahun 2019 35,1%, 2021 29?n 2022 23,8%. Tahun 2022 Kasus tertinggi di Kabupaten Gorontalo sebesar 30,8%. Tujuan penelitian ini adalah Untuk melakukan estimasi penurunan kejadian stunting di Kabupaten Gorontalo selama 15 tahun (2015-2030) ditinjau dari faktor sanitasi rumah tangga, sosial dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan system Dinamik. Penelitian ini menggunakan data primer kepada balita stunting, data sekunder berasal dari PSG dan SSGI. Sampel penelitian yaitu sanitasi rumah tangga, kondisi sosial dan ekonomi keluarga balita stunting. Data Analisis menggunakan aplikasi powersim V.10, validasi model menggunakan uji t2 sampel independent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Gorontalo berdasarkan lingkungan sanitasi rumah tangga, sosial dan ekonomi terjadi penurunan hingga tahun 2030 sebesar 3,26?ngan laju penurunan rata-rata sebesar 2,49?n 2,50% per tahun. Sekenario yang dilakukan adalah membuat akses sanitasi total sebesar 100%, pencegahan wanita yang menikah pada umur 13-19 tahun, peningkatan kondisi ekonomi keluarga dengan menaikkan pendapatannya menjadi >2.500.000 per bulan. Kata kunci: Stunting, lingkungan sanitasi rumah tangga, sosial, dan ekonomi.