RATNA ABDULLAH, NIM. 291416090. 2023. Proses Komunikasi Oral Dalam Pembelajaran Siswa Tunarungu (Studi Deskriptif Pada Guru Pengajar di SLB Negeri Kota Gorontalo) Program S1 Jurusan Komunikasi di Universitas Negeri Kota Gorontalo. Pembimbing I Dr. Noval Sufriyanto Talani, M.Ds., M.Si dan Pembimbing II Dr. Rahmatiah S.Pd., M.Si. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh komunikasi oral dalam pembelajaran siswa tunarungu. Komunikasi oral merupakan komunikasi verbal yang menggunakan kemampuan membaca ujaran sebagai sarana penerimaan dan bicara sebagai cara pengungkapan diri yang memanfaatkan sisa pendengaran yang dimiliki siswa tunarungu. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui dan mendeskripsikan proses komunikasi oral dalam pembelajaran siswa tunarungu; (2) untuk menganalisis dan mendeskripsikan hambatan komunikasi oral dalam pembelajaran siswa tunarungu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data tersebut dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Temuan dalam penelitian ini, yaitu (1) proses pembelajaran siswa tunarungu masih menggunakan bahasa isyarat sebagai penunjang dari komunikasi oral. Proses pembelajaran disesuaikan dengan klasifikasi, karakteristik maupun kepribadian yang dimiliki siswa tunarungu. Proses pembelajaran tersebut berlangsung dengan mengikuti panduan yang telah di susun dalam RPP, mengikuti kurikulum 2013 yaitu pembelajaran tematik, di mana kondisi pembelajaran berjalan sesuai dengan suatu kejadian yang terjadi dalam keseharian siswa dan kemudian dikaitkan dengan beberapa mata pelajaran yang akan berlangsung. Pelatihan bina wicara siswa dilakukan sejak siswa pertama kali masuk ke dalam kelas permulaan dan akan terus berlanjut hingga kelas selanjutnya. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung juga membantu dalam melatih bina wicara siswa, (2) Hambatan dalam proses komunikasi oral yaitu kondisi siswa tunarungu yang memiliki masalah dalam proses pendengaran dan bicara. Selain itu, tidak tersedianya ABD (alat bantu dengar) yang memadai di sekolah untuk melatih pendengaran siswa. Walaupun siswa tersebut masih memiliki sisa pendengaran yang bisa dioptimalkan. Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu (1) proses pembelajaran siswa tunarungu di SLB Negeri kota Gorontalo masih menggunakan komunikasi nonverbal (isyarat) sebagai penunjang dari komunikasi oral. Proses pembelajaran dimulai dari tes THT (telinga, hidung, tenggorokan), menyiapkan RPP, melatih bina wicara, kemudian menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, (2) kondisi yang dialami siswa tunarungu mengakibatkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung harus menyesuaikan dengan klasifikasi, karakteristik dan kepribadian setiap siswa tunarungu, karena setiap siswa memiliki klasifikasi dan karakteristik yang berbeda. Kata Kunci: Komunikasi Oral, Pembelajaran, Tunarungu.