Antibiotik profilaksis bedah adalah antibiotik yang digunakan sebelum, selama, dan paling lama 24 jam pascaoperasi dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi luka daerah operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuantitaspenggunaan antibiotik profilaksis di Rumah Sakit Umum Darah Dr. M.M Dunda Limboto serta untuk mengetahui ketepatan obat, ketepatan dosis dan ketepatan rute pemberian antibiotik profilaksis yang diberikan pada pasien bedah. Penelitian ini di lakukan secara retrospektif dengan mengambil data dari rekam medik pasien Bedah sebanyak 355 pasien. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin diperoleh persentasi pasien laki-laki dan perempuan berturut-turut (52%) dan (48%). Pasien bedah paling banyak yaitu di usia 18-25 tahun yaitu sebanyak 111 kasus (31,27%), kemudian pada rentang usia 46-55 tahun yaitu sebanyak 75 kasus (21,13%),kemudian pada rentang usia 26-35 tahun yaitu sebanyak 48 kasus (13,52%), kemudian pada rentang usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 46 kasus (12,96%), kemudian pada rentang usia 56-65 tahun yaitu sebanyak 38 kasus (10,70%), dan rentang usia >65 tahun yaitu sebanyak 37 kasus (10,42%). Hasil yang diperoleh kuantitas penggunaan antibiotik pada pasien bedah didapatkan nilai DDD (Defined Daily Dose)/100 patient-days berturut-turut yaitu ceftriakson sebanyak 66,20, cefobactam sebanyak 8,59, meropenem sebanyak 3,82, simextam sebanyak 3,69, cefixime sebnyak 2,41, imipenem sebanyak 1,99, levofloxacine sebanyak 1,93, ceftazidime 0,54, cefadroxil 0,36 dan cefotazime sebanyak 0,15. Penggunaan antibiotik profilaksis tepat obat 100%, tepat dosis 99%, tepat rute pemberian 100%, yang sesuai dengan panduan penggunaan antibiotik rumah sakit Kata Kunci : Antibiotik Profilaksis, Bedah, DDD/100 patient days, Ceftiaxon