Salah satu aspek yang sangat relevan dalam manajemen keuangan adalah kebijakan hutang perusahaan. Kebijakan hutang yang tepat dapat memberikan sumber dana yang diperlukan untuk investasi dan pertumbuhan, namun juga dapat meningkatkan risiko keuangan perusahaan jika tidak dikelola dengan baik. Perusahaan-perusahaan yang terbagi dalam berbagai sektor senantiasa berusaha melakukan penyesuaian kebijakan-kebijakan sejalan dengan perubahan zaman tak terkecuali sektor consumer goods. Pendanaan melalui utang merupakan pilihan yang dapat diambil oleh perusahaan untuk memperoleh tambahan dana yang dibutuhkan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui struktur aktiva berpengaruh terhadap kebijakan hutang (2) untuk mengetahui likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan hutang, dan (3) Untuk mengetahui struktur aktiva dan likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur sektor consumer goods periode 2020-2022. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan dengan populasi perusahaan sektor consumer goods berjumlah 88 perusahaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sebanyak 49 perusahaan. Alat uji analisis yang digunakan dalam menguji penelitian ini yaitu uji asumsi klasik, pengujian hipotesis dan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur aktiva (SAT) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang dan likuiditas (CR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara simultan struktur aktiva (SAT) dan likuiditas (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Kata Kunci : Likuiditas, Struktur Aktiva, DER, CR, Kebijakan Hutang