Daerah penelitian terletak di Desa Kaidundu yang termasuk pada area Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) untuk komoditas logam emas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati karakteristik tekstur-tekstur vein kuarsa yang berkembang di daerah Kaidundu serta asosiasinya dengan mineralisasi logam mulia. Penelitian didahului dengan metode geologi lapangan yang dilakukan untuk mengetahui litologi batuan induk dan dimensi, kedudukan, serta kemenerusan vein kuarsa di lapangan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode slab vein dan petrografi untuk dapat mengidentifikasi tekstur vein kuarsa baik secara megaskopis maupun mikroskopis. Analisis geokimia fire assay dilakukan untuk mengetahui kandungan unsur logam dasar (Pb-Zn) dan logam mulia (Au-Ag) dan dideterminasikan dengan analisis mineragrafi untuk dapat menentukan mineral bijih dari masing-masing unsur logam yang telah diketahui. Vein kuarsa di daerah Kaidundu terendapkan pada litologi batulapili, dengan menunjukan 3 tekstur primer yaitu cockade, colloform dan moss, 2 tekstur rekristalisasi yaitu mozaik dan ghost-sphere, serta tekstur pengganti yaitu lattice-bladed. Mineralisasi logam mulia berupa elektrum Au dan argentit dijumpai pada tekstur cockade, lattice-bladed, dan colloform. Kandungan unsur logam teranalisis memiliki kadar 0,183-2,07 g/t Au, 0,7-2,4 g/t Ag, 6-14 g/t Pb, 17-69 g/t Zn, 27-820 g/t As, dan 2,5-61 g/t Sb dengan mineralisasi elektrum, argentit, pirit, kalkopirit, arsenopirit, kalkostibit, galena, dan sfalerit. Himpunan tekstur vein kuarsa yang teramati di daerah Kaidundu merupakan penciri dari aktivitas pendidihan, dan apabila disebandingkan dengan model zona tekstur oleh Buchanan (1981), maka dapat diketahui bahwa daerah Kaidundu terletak pada Crustiform – Colloform Superzone di subzona pertama.