EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L) TERHADAP ISOLAT MIKROFUNGI PENYEBAB PITYRIASIS CAPITIS.

DIAN DWI AMALIA IS LAKAENG (821320001)
Pembimbing
MAHDALENA SY. PAKAYA, M.Si., Apt (0916069601)
FARAMITA HIOLA, S.Farm., M.Sc (0007029302)
Tanggal Upload
28-12-2023
Abstract

Dian Dwi Amalia Is. Lakaeng, 2023. Efektivitas Ekstrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L) Terhadap Isolat Mikrofungi Penyebab Pityriasis Capitis. Karya Tulis Ilmiah, Program Studi D-III, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I Mahdalena Sy. Pakaya, M.Si., Apt. dan Pembimbing II Faramita Hiola, S.Farm., M.Sc Ketombe adalah suatu gangguan kulit kepala yang ditandai dengan adanya skama atau sisik berwarana putih atau abu-abu pada rambut kepala dengan jumlah yang bervariasi. Ketombe dapat diatasi atau dicegah dengan memanfaatkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Salah satu buah yang dapat dimanfaatkan utuk mengatasi masalah rambut berketombe yaitu buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L). Buah belimbing wuluh adalah salah satu tanaman yang banyak tumbuh dipekarangan dan dimanfaatkan oleh masarakat Indonesia, buah ini memiliki kandungan senyawa yang bersifat antimikroba sehingga dapat digunakan untuk mengobati mikrofungi penyebab ketombe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas serta mengukur potensi ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap isolat mikrofungi penyebab ketombe (Pityriasis Capitis). Ekstrak etanol buah belimbing wuluh diperoleh dari proses maserasi menggunakan etanol 96% kemudian dilakukan uji skrining fitokimia. Uji aktivitas antifungi menggunakan metode Streak Plate (gores) sedangkan potensi ekstrak etanol buah belimbing wuluh dilakukan dengan metode difusi cakram (Kirby beuer) dengan konsentrasi 50%, 75?n 100%. Kontrol positif yang digunakan adalah Ketokonazole®, sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol buah belimbing wuluh mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin. Ekstrak ini memiliki aktivitas terhadap isolat mikrofungi dan uji potensi rata-rata hambatan yang diperoleh pada konsentrasi 50% sebesar 8,71 mm, konsentrasi 75% sebesar 12,02 mm dan zona hambat terbesar dihasilkan oleh konsentrasi 100% yaitu 14,64 mm. Sedangkan untuk kontrol positif ketokonazol® zona hambat yang dihasilkan yaitu 30,98 mm dan zona hambat yang dihasilkan kontrol negatif Dimetil Sulfoksida (DMSO) yaitu 0 mm. Kata Kunci: Pityriasis Capitis, Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L), potensi antifungi